Keseruan “Bajingan” Tarik Bupati Jember ke Waton Parade 2019
Keseruan “Bajingan” Tarik Bupati Jember ke Waton Parade 2019
Saya terhenyak ketika Pak Anas bilang hari Minggu besok di Jember akan ada banyak bajingan yang memeriahkan acara. Lho, bajingan kok dipelihara?

Saya dan keluarga beserta 30 blogger dari beberapa daerah memang sedang berada di Jember, Jawa Timur dari 22-24 Juni 2019 dalam rangka memenuhi undangan Bupati Jember, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember yang menyelenggarakan acara Waton (Watu Ulo Wagon Parade) 2019.
Malam Minggu di acara pembukaan, Pak Anas Ma’ruf selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember, yang kebetulan hari itu berulang tahun memberikan sambutan. Beliau didampingi Ibu Rudati sebagai kepala bidang pariwisata dan kebudayaan menyampaikan jika kami para Blogger Nasional (tutup muka secara saya nyadar diri masih jauh dari kata pantas untuk dibilang blogger Nasional, sebanyak 20 orang ini dan blogger lokal sebanyak 10 orang sengaja diundang untuk ikut menyaksikan dan meramaikan acara Waton Parade. Watu Ulo Pégon Parade 2019.

Dijelaskan oleh Pak Anas, Watu Ulo adalah sebuah nama pantai di Jember. Pegon adalah sejenis kendaraan tradisional masyarakat Jember terdiri dari pedati yang ditarik oleh sapi. Watu Ulo Pégon Parade adalah festival Seni budaya dan pesta rakyat warga Jember yang dilaksanakan di pesisir Pantai Watu Ulo. Tidak hanya menampilkan parade pégon yang diperlombakan, tetapi dibarengi pula oleh acara lain seperti festival ikan bakar, lomba menggambar dan mewarnai, atraksi reog dan penampilan kesenian lainnya. Termasuk pemilihan Gus dan Ning Jember 2019.

Sehingga Watu Ulo Pegon Parade 2019 ini berlangsung sangat ramai dan meriah. Karena parade pégon berasal dari tradisi masyarakat (sebelum diambil alih oleh dinas pariwisata dan kebudayaan Jember, festival pegon hanya dilakukan masing-masing di wilayah kecamatan) maka Pemerintah Jember menginginkan festival yang untuk pertama kalinya diselenggarakan secara besar-besaran ini ditujukan untuk memfasilitasi masyarakat di bulan Syawal sekaligus supaya bisa bersilaturahmi.

Berasal dari tradisi masyarakat yang sudah berlangsung puluhan tahun silam dimana ketika usai lebaran mereka pergi tamasya ke Pantai Watu Ulo bersama keluarga dengan mengendarai pegon.
Hal inilah yang kemudian ingin diangkat dan dilestarikan oleh Pemda dan Dispar Kabupaten Jember supaya tradisi berkumpul di bulan Syawal dengan mengendarai Pégon menjadi sebuah festival dan destinasi wisata yang tidak hanya dikenal di daerah Jember saja tetapi lebih luas lagi hingga ke seluruh penjuru Indonesia dan bahkan dunia.
Bayangkan jaman dulu di atas pegon mereka bersuka ria bersama keluarga dengan membawa bekal khas pasca lebaran yakni ketupat lepet untuk disantap bersama di pinggir pantai.

Usai parade pegon kemudian diikuti dengan upacara Kembul Bujono, yakni penyerahan gunungan ketupat dan lepet sebagai wujud persembahan masyarakat kepada Bupati. Gunungan tersebut yang kenudian dibagikan lagi dan dimakan juga oleh masyarakat.
Para Blogger juga kebagian menikmati nasi kuning. Kami duduk bersama berbaur dengan masyarakat dan menikmati nasi, mie, daging ayam serta perkedel. Seru dan terasa sekali kebersamaannya. Bupati pun makan bareng bersama di lokasi.

Namun sebagian masyarakat ada juga yang mempercayai mitos bahwa ketupat tersbut tidak untuk dimakan melainkan digantung saja di gerbang atau daun pintu agar membawa keberkahan.
Waton Parade 2019 berlangsung cukup meriah. Lautan manusia tumplek ke pesisir pantai. Masyarakat berpartisipasi dan ikut memeriahkan acara dengan kemampuannya masing-masing. Ada yang menjadikan kesempatan itu untuk berjualan makanan, minuman, sayur mayur, buah-buahan, kerajinan dan sebagainya. Anak sekolah pun meski sedang liburan sudah semangat berhias dan mengenakan kostum sejak pagi hari demi bisa ikut berpartisipasi membawakan tarian tradisional secara masal. Suasana pesisir pantai yang sangat luas berubah menjadi lautan manusia.
Bupati Jember dr. Faida beserta wakil menyaksikan dan membuka langsung Waton Parade ini. Diawali dengan iringan pégon yang memadati jalan aspal. Ada sekitar 52 Pégon yang ikut parade. Kokohnya sapi-sapi yang menarik pedati hias bikin merinding kami yang melihat. Teriknya panas matahari, ditambah hawa kerumunan ribuan orang yang berlomba mendekat demi bisa menyaksikan iring-iringan lebih dekat membuat para sapi terlihat semakin bersemangat.

Tapi banyak juga sapi yang lidahnya menjulur dan mulut berbusa karena mungkin saking lelahnya. Kurang hati-hati sapi bisa mengamuk dan mencelakai siapa saja. Masyarakat percaya sejauh ini selama pegon parade dilaksanakan belum pernah ada kejadian aneh-aneh.
“Itu selama Pégon dipegang bajingan ya aman saja. Pasti bisa dikendalikan, “ kata seorang penjual minuman yang saya tanya terkait kesan dan kondisi parade pégon selama ini.
Saya jadi teringat ucapan Pak Anas semalam. Oalah, jadi yang dimaksud bajingan yang banyak berkeliaran saat Pégon Parade itu bukan bajingan menurut arti harfiah secara bahasa yang dalam pikiran saya bajingan itu sama artinya dengan orang jahat, bajingan di parade pégon adalah orang yang mengendalikan sapi ketika menarik pégon. Mirip dengan kusir pada sebuah délman. Hehehe tertawa sendiri saya jadinya.
Salutnya dari lima puluh lebih para bajingan, ada seorang bajingan yang berjenis kelamin perempuan. Dan dengan gagah serta kekuatannya bajjngan perempuan ini pun dengan sigap dan cekatan menghalau serta mengendalikan pegon.
Jadi yang dimaksud “Bajingan” Tarik Bupati Jember ke Waton Parade 2019 itu Bupati beserta jajarannya memang menaiki Pégon. Mulai jalan masuk menuju pantai Watu Ulo sampai panggung utama sebagai pusat lokasi acara.

Saya berhasil berada di depan Bu Bupati saat pengalungan cindera mata tapi saya tidak kepikiran untuk selfi atau narsis diantara desakan masyarakat Jember yang juga ingin jumpa dengan orang nomor satu di kota kabupatennya. Saya hanya terus mengikuti rangkaian acara kedatangan Bupati mulai dari menengok anak-anak yang menggambar dan mewarnai, melihat berbagai atraksi kesenian tradisional dan festival bakar ikan, sampai penyerahan gunungan ketupat beserta tumpeng dari masyarakat kepada Bupati.
Festival bakar ikan diangkat berbarengan dengan parade pégon untuk pertama kalinya pula oleh Pemerintah daerah Jember dengan tujuan ingin mengangkat wisata kuliner ikan dari para nelayan setempat. Ada sekitar 300 peserta bakar ikan yang ikut jadi peserta. Membakar ikan mulai dari ikan seukuran tangan anak sampai ikan sebesar bayi. Seru. Meski harus melawan kepulan asap dan hawa panas dari bara namun harum daging ikan dan manis rasa daging ikan saat mencicipinya bikin kelelahan seolah terbayar sudah.
Acara Waton Parade 2019 yang kali ini untuk pertama kalinya dilaksanakan Disparbud Kabupaten Jember berlangsung sukses dan rencananya akan dilaksanakan setiap tahun. Semoga tahun depan masih bisa menyaksikan dan acaranya pun berlangsung lebih meriah dan lebih dikenal masyarakat luas seperti Jember Fashion Carnaval.

Bang Dzul
Juni 25, 2019 at 11:10 pmWah fresh banget nih artikelnya, masi di Jember ya?
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:08 pmSaat menulis dan publish iya masih di sana
Sekarang sih udah kembali ke habitat alias Cianjur Selatan. Eh, katanya Reza, keponakan yang di UIN juga mau ke Cianjur Selatan. Semoga bisa berjumpa
Putu Sukartini
Juni 26, 2019 at 6:20 amSeru banget acaranya, Pak
Saya juga jadi ikutan mesem pas tau arti bajingan yang dimaksud dalam acara ini
Tadinya saya pikir, artinya seperti yang umum kita kenal hehehe
Btw keren banget itu ada yang perempuan ya. Perkasa!
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:08 pmSemoga tidak jadi salah faham ya hehehe
Matius Teguh Nugroho
Juni 26, 2019 at 7:34 amAku syok baca judulnya, haha.
Oalah, ini toh acara yang dibahas di grup WhatsApp itu. Karena member baru aku jadi nggak paham, hehe. Lucu ya festivalnya, menarik kendaraan tradisional dengan sapi. Bagian bakar-bakar ikannya pasti seru banget tuh secara ada 300 peserta.
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:09 pmBetul ini yang sempat heboh di Wag
Nurul Sufitri
Juni 26, 2019 at 9:40 amHalo, pak guru! Apa kabar? Wah …. keren banget profesinya 🙂 Senang berpetualang tapi pandai matematika. Awesome deh! Jalannya2 mantap nih di Jember. AKu belum pernah mampir di Jember apalagi ada acara Waton Parede, festival makan ikan dll. Wah, ada ikan sebesar bayi? Mauuuuu!
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:13 pmAlhamdulillah kabar baik.
Tahun depan semoga bisa mendapat kesempatan mengikuti Waton Parade ya
Dinilint
Juni 26, 2019 at 3:33 pmSerunyaaaa.
Lihat bajingan-bajingan dengan pegonnya yg berhias warna-warni di waton parade jadi satu hal berkesan dari Jember ya.
Tahun depan, kalo ada lagi, mau nonton ah. Siapa tahu bisa ikut naik pegonnya juga.
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:14 pmBetul Mbak. Semoga tahun depan bisa mengangkut lebih banyak Blogger dan kita terpilih lagi ya
Amin.
Widyanti Yuliandari
Juni 28, 2019 at 11:53 amAku pengen banget ikut lo padagal. Haha…apadaya jadwal belum cocok. Ini dekat dengan Bondowoso, tempatku.
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:19 pmWaktu naik kereta api kami jadi tahu stasiun Bondowoso memang cukup dekat dengan Jember ya
Dyah
Juni 28, 2019 at 2:09 pmAhaha… ternyata bajingan adalah kusir. Tadinya saya pikir malahan semacam debus gitu.
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:19 pmHehehe. Benar sekali
Ariefpokto
Juli 1, 2019 at 1:46 amBupatinya baru ya. Seorang wanita pula. Ramai sekali acaranya. Katanya kalau makan Nasi tumpeng seperti itu berkah lhoo
IWAN KURNIAWAN
Juli 1, 2019 at 2:20 pmBenar. Masyarakat percaya gunungan ketupat, lépét dan nasi kuning semua membawa berkah
Putri Santoso
Juli 1, 2019 at 4:15 amwaah emang seru sih kalo parade-parade gitu diagendakan setiap tahun. bisa menarik wisatawan.
btw kak, ukuran hurufnya mungkin bisa diperbesar gitu. hehehe
diane
Juli 1, 2019 at 5:03 amwahh serunyaaa… wisata Jember emang kagak ada habisnya ya… 3 hari gak cukup buat eksplor Jember semuanya..
Darius Go Reinnamah
Juli 1, 2019 at 5:24 amLanglah bagus menurut saya Parade Pegon ini diambil alih oleh pemerintah. Memang sudah seharusnya Pemerintah menyatukan budaya tiap masayarakat di Jember dan memperlihatkannya ke dunia luar.
Soal bajingan, ini lucu banget sih. Aku ngebayangin bertanya ke salah satu warga yang datang ke acara Parade Pegon, “Berapa banyak bajingan yang tampil hari ini?”
Rasanya gimana gitu. ahahhaa
Jalan-Jalan KeNai
Juli 1, 2019 at 5:50 amTradisi seperti ini memang harus dilestarikan. Apalagi sekarang zaman semakin digital. Mengucapkan dan merayakan hari raya kebanyakan lewat digital. Memang gak salah dengan hal itu. Tetapi, kebersamaan jadi berasa kurang. Ini ngebayanginnya aja udah senang. Berkumpul bersama di pantai
Jalan-Jalan KeNai
Juli 1, 2019 at 5:58 amTradisi seperti ini memang harus dilestarikan. Apalagi sekarang zaman semakin digital. Mengucapkan dan merayakan hari raya kebanyakan lewat digital. Memang gak salah dengan hal itu. Tetapi, kebersamaan jadi berasa kurang. Ini ngebayanginnya aja udah senang. Berkumpul bersama di pantai dengan teman dan keluarga.
Fenni Bungsu
Juli 1, 2019 at 8:10 amNah ini nih berita lengkapnya soal waton parade 2019, daku cuma tahu sekilas saja berita nya
Rudi G. Aswan
Juli 2, 2019 at 6:09 amBakar ikannya yang seru banget ya Kang, apalagi kembul bujono yang jadi rebutan. Benar-benar pecah. Jember ga ada matinya ya, fetival dan event ada aja yang dihelat. Pemdanya suportif jadi pariwisata bisa maju dan berdampak pada ekonomi rakyat. Keren deh Waton di Jember!
Dian
Juli 2, 2019 at 1:44 pmAku pun terkejut saat tahu klo penarik pegon disebut bajingan..
Acara waton emang pecah bgt..
Syaiful BS
Juli 2, 2019 at 9:41 pmHahah iyaa banget yah a, kemarena kita banyak melihat “Bajingan” heheh.
Tapi asli seru banget acaranyaa yaa a. Jadi gagal move on btw hihi
Melvinmaimb
Desember 27, 2019 at 10:31 pmNice post. Thank you…